Teori Constructivism oleh Jesse Delia

REVIEW BUKU “A FIRST LOOK AT COMMUNICATION THEORY” KARANGAN EM GRIFFIN
CHAPTER 8 : CONSTRUCTIVISM
Oleh Jesse Delia
I.     PENGANTAR
            Jesse Delia menganggap inti dari constructivism adalah bahwa seseorang akan mengambarkan dunia melalui sistem dari gagasan atau apa yang mereka pikirkan sendiri. Gagasan-gagasan atau pikiran-pikiran berupa komponen-komponen kognitif yang dilengkapi atas realita-realita yang ada dalam lingkungannya.
Kemudian, Delia dan Jaringan Peneliti Konstriktivis menciptakan Role Category Questionaire (RCQ), RCQ dibuat sebagai sample gagasan-gagasan interpersonal untuk menjelaskan suatu makna. Gagasan-gagasan membedakan ciri-ciri yang kita gunakan untuk mengklasifikasikan persepsi. RCQ dalam penggunaannya selanjutnya untuk sebuah penelitian menekankan pada kepribadian dan tindakan seseorang dalam mendefinisikan karakter seseorang bukan secara fisik.
Peneliti yang menggunakan RCQ berusaha untuk menentukan derajat kompleksitas kognitif responden sebagai bentuk kesan interpersonal mereka.


II.  TEORI CONSTRUCTIVISM
            Di dalam proses kognitif yang berlangsung pada diri seseorang terdapat dua macam, yaitu yang pertama belum matangnya proses kognitif ketika dia hanya melihat orang lain dari sisi hitam atau putih saja. Yang kedua adalah individu yan telah memiliki kedewasaan, dia melihat dunia dari gambaran kehidupan yang ada, dan mampu mengambarkan orang dengan lebih kompleks, bahwa tidak hanya terpaku pada hitam ataupun putih saja.
Tiga Bagian dari Kompleksitas Kognitif. Tiga bagian ini, diantaranya:
1. Diferensiasi, yaitu ada banyaknya gagasan mengenai kepribadian yang terpisah-pisah digunakan untuk mendeskripsikan seseorang.
2. Abstraksi, yaitu derajat yang melihat pada tingkah laku yang tampak dalam kaitannya dengan sifat internal, motivasi, dan disposisi.
3. Integrasi, yaitu berkenaan dengan pengakuan dan perdamaian pada kesan-kesan konflik.
Menilai pada diferensiasi akan mudah, namun ketika sampai pada abstraki dan integrasi akan mengalami kesulitan.
Delia melakukan pengujian terhadap RCQ dengan mengembangkan kompleksitas kognitif itu berdasar kronologi usia anak yang kemudian secara berurutan pada nilai yang lebih tinggi antara dewasa menuju usia tua. Pada akhirnya menyimpulkan bahwa perbedaan individu antara orang dewasa relatif stabil dari waktu ke waktu. Dia menuliskan bahwa test kepribadian tidak harus digambarkan oleh karakter lain atau faktor yang tidak berhubungan. Peneliti harus memahami bahwa nilai RCQ itu bebas dari IQ, empati, ataupun kemampuan menulis.
Ø  Person-Centered Message
Delia mengungkapkan bahwa Person-Centered Message sebagai pesan yang secara reflek dan adaptasi pada subyek, afeksi dan aspek hubungan dari konteks komunikasi. Constructivist mengungkapkan bahwa Person-Centered Message ditujukan pada kompleksitas kognitif.
Ø  Desain Pesan Logis
Terdapat tiga macam Desain Pesan Logis, diantaranya:
1. Expresive Desain Logic, yaitu bahwa bahasa merupakan media untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Mereka hanya berpikir dan merasakan yang lainnya akan mengetahui apa yang mereka pikirkan dan rasakan.
2. Conventional Design Logic, yaitu bahwa komunikasi merupakan permainan secara bersama, sesuai pada hukum-hukum dan prosedur sosial konvensional.
3. Rhetorical Design Logic, yaitu komunikasi merupakan kreasi dan negosiasi dari pribadi sosial dan situasi yang ada. Artinya ketika seseorang menyempaikan gagasannya mereka mengungkapkan kenyataan-kenyataan sosial yang ada.
Ada beberapa efek menguntungkan dari komunikasi yang cerdas dan tepat, diantaranya:
1. Pesan yang menyenangkan. Berusaha untuk menurunkan tekanan emosi oleh yang lain.
2. Memelihara hubungan. Merupakan proses kejelasan dari perkembangan hubungan. Telah dipahami, bahwa hubungan biasanya diawali adanya daya tarik, penggalian diri, dilanjutkan proses terakhir, perkenalan dari hal yang belum dipahami.
3. Keefektifan organisasi. Keefektifan organiasi belum tentu melalui kecakapan pesan. Sesuai pada apa yang diungkapkan oleh constructivist, bahwa penampilan yang baik dan promosi menggambarkan penggunaan dari person-centered communication yang melihat pada pencapaian tujuan dengan pelanggan dan pekerja.

III.             CRITICISM/CATATAN KRITIS
Menurut pemahaman saya, Role Category Questionaire (RCQ) tidak sepenuhnya dapat menilai kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, Role Category Questionaire (RCQ) tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan untuk menilai hal tersebut karena di luar sana masih banyak terdapat unsur-unsur lain yang dapat dijadikan untuk memperimbangkan atau menilai kemampuan berkomunikasi seseorang.

IV.             PENERAPAN
Menurut pemahaman saya, seseorang apabila mempunyai kompeksifitas kognitif yang tinggi maka dia akan cenderung menggunakan Rhetorical Design Logic dalam komunikasi yang dia lakukan sehari-harinya. Penerapan Rhetorical Design Logic dalam komunikasi interpersonal sangat membantu meningkatkan kualitas komunikasi setiap individu dan pesan yang disampaikan dalam sebuah komunikasi tersebut dapat tersampaikan dengan baik, karena sesungguhnya Rhetorical Design Logic adalah merupakan strategi terbaik dalam berkomunikasi.

V.  CONTOH KASUS
Dari tiga macam Desain Pesan Logis yang ada, bisa dikatakan bahwa Rhetorical Design Logic merupakan jenis komunikasi yang paling baik digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun apabila kita dihadapkan dalam sebuah lingkungan yang memilik nilai budaya yang sangat kental, Conventional Design Logic juga sangat diperlukan dalam berkomunikasi pada saat itu agar kita tidak menyalahi aturan-aturan budaya yang telah ada dalam lingkungan tersebut.

Contoh kasus nyata ketika seseorang masyarakat Nias bertamu ke rumah tetangganya maka ketika ia memasuki halaman depan rumah tersebut harus mengucapakan salam ya’ahowu yang artinya selamat dan makna kata lain dari salam Ya’ahowu tersebut adalah semoga anda terbebaskan dari segala maut dan marah bahaya. Dan selanjutnya tuan rumah dan tamu saling bersalaman kemudian dari pihak tuan rumah akan menyuguhi kepada sang tamu nafo (sirih) dengan mengatakan “Yae nafoda talifus ö “ (Ini sirih kita saudara) atau pihak tuan rumah mengatakan “ bologö dödöu Lö’afoda talifus ö “ (ma’af tidak ada sirih kita saudara). Setelah beberapa saat kemudian tuan rumah bertaya kepada tamunya “Hana wamikaoniga talifuso?” (Kenapa kalian mengundang kami saudara?). Tamu yang datang menjawab: “Lö hadöi, möiga manörö-nörö manö” (tidak ada, hanya sekedar jalan-jalan saja)”.Makna kata-kata diatas cuma sebagai basa-basi supanya situasi dan kondisi pada saat tersebut agak sedikit santai. Setelah beberapa saat baru tamu memberitahukan apa tujuan yang sebenarnya dan tuan rumah baru berbicara yang sebenarnya sesuai dengan tujuan yang dikehendaki oleh tamu.
SHARE

Fahmi

Hi, realita itu aneh yah :D

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 Komentar:

Posting Komentar

Budayakanlah membaca dulu sebelum berkomentar dan jika ada hal yang di pertanyakan silahkan anda tanyakan dengan berkomentar

or page