Sumber Gambar : Google.com |
Menurut
Mc Quail (1994: 20-6), karakteristik media baru pada umumnya melibatkan
desentralisasi chanel untuk distribusi pesan, dan penambahan kapasitas untuk
penyampaian pesan, serta pelibatan audiens secara langsung kedalam
proses penyampaian pesan yang berujung pada munculnya bentuk komunikasi
interaktif. Proses komunikasi yang serba digital ini membuat manusia lebih
fleksibel menentukan isi pesan. Sedangkan menurut Negroponte (1995) perkembangan
teknologi yang dihubungkan dengan media antara lain adalah DVD, CD Room, TV
Kabel dan Internet. Dari dua pendapat ahli tersebut dapat diambil garis besar
bahwa perkembangan Teknologi Komunikasi memiliki tujuan untuk mempermudah
proses komunikasi yang dilakukan oleh manusia dari waktu ke waktu yang
melibatkan audiens secara langsung dan luas dimana dalam proses pertukaran pesan yang dilakukan berujung
pada munculnya komunikasi yang interaktif.
Perkembangan
media baru ini akan berpengaruh terhadap regenerasi dan perkembangan
masyarakat yang dulunya menggunakan media lama dalam proses interaksinya dan
kemudian beralih menuju penggunaan media baru yang akan berdampak langsung pada
perilaku komunikasi masyarakat dalam komunitas.
Dari
perkembangan media baru tersebut tentunya akan terdapat berbagai dampak yang
terjadi pada masyarakat baik itu dampak positif maupun dampak negatifnya.
Beberapa
dampak positif dari kehadiran media baru tersebut antara lain, yaitu :
1. Sebagai
Pembawa Kebudayaan
Lewat kemampuannya untuk menyampaikan informasi secara serentak
dengan audiens yang sangat luas, kehadiran media baru ini mampu dengan leluasa
mengenalkan atau membawa sebuah kebudayaan yang baru atau yang sudah lama
tenggelam untuk kembali muncul dan menjadi sesuatu yang baru yang patut untuk
diketahui oleh masyarkat.
2. Mengubah
Pendidikan
Perkembangan Teknologi Komunikasi khususnya Internet telah membawa
perubahan yang cukup signifikan dalam bidang pendidikan. Saat ini kita selaku
masyarakat yang masih bergelut pada dunia pendidikan sangat diberi kemudahan
dalam mendapatkan informasi apapun itu yang berkaitan dengan bidang pendidikan
yang kita pelajari.
3. Menemukan
Kembali Nilai Tradisional yang Hilang
Hampir sama dengan point nomer 1, dengan kemampuannya dalam
menyampaikan informasi yang begitu hebatnya, kemunculan media baru ini akan
dengan sangat mudah menginformasikan kepada audiens yang luas tentang budaya
atau nilai tradisional yang mungkin sudah lama hilang karena tertelan arus
globalisasi. Namun dalam hal untuk membawa kembali nilai tradisional yang telah
hilang itu bukan merupakan perkara yang mudah, dalam upaya melakukan hal
tersebut pelaku komunikasi harus benar-benar bisa mengemas informasi tentang
budaya yang telah hilang itu menjadi sesuatu yang lebih menarik saat ini.
Selanjutnya
dampak negatif dari kehadiran media baru ini menurut Gunter and Harrison (1998)
antara lain, yaitu :
1. Merusak
Tatanan Masyarakat
Tatanan masyarakat akan rusak ketika pengaruh kehadiran media baru
ini sudah mengubah pola perilaku masyarakat dalam komunikasi sehari-harinya.
2. Merendahkan
Warisan Budaya
Selain dapat membawa kembali nilai tradisional yang telah hilang,
kehadiran media baru juga akan dapat merendahkan warisan budaya yang telah ada
ketika pengaruhnya telah mendarah daging dalam diri masing-masing individu
dimana pengaruh yang berupa informasi itu datang dari budaya lain yang tidak
sesuai dengan budaya yang seharusnya ada dalam audiens yang bersangkutan.
3. Deformasi
Pikiran Kaum Muda
Kehadiran media baru ini dapat merubah bentuk pikiran-pikiran muda
menjadi lebih berorientasi kepada sifat kapitalisme akibat dari konten-konten
yang terdapat dalam media baru ini.
4. Modernisasi,
Industrialisasi, Urbanisasi dan Transportasi
Merusak Modernisasi ketika pengaruh media baru ini hanya membawa
masyarakatnya ke kehidupan Hedonisme dan melupakan sifat asli budayanya.
Merusak Industrialisasi ketika pengaruh media ini hanya
berorientasi kepada kemajuan dibidang industri tanpa memperhatikan efeknya pada
lingkungan.
Proses Urbanisasi menjadi hal yang buruk ketika media baru
menyampaikan informasi yang terlalu melebih-lebihkan keadaan di sebuah kota yang
mengakibatkan para penduduk desa tertarik untuk mengadu nasib di kota besar
namun mereka tidak mempunyai kemampuan yang harus dimiliki ketika harus
berpindah ke kota.
Transportasi akan semakin buruk ketika sebuah kota semakin penuh
dengan manusia akibat dari Urbanisasi yang buruk.
5. Kualitas
Perbincangan
Kualitas Perbincangan secara tatap muka akan menurun ketika
masyarakat sudah terbiasa berkomunikasi secara virtual dengan orang lain
sehingga saat bertatap muka masyarakat akan lupa dengan aspek-aspek komunikasi
antarpersonal yang semestinya.
6. Propaganda
dan Mobilisasi
Media ini seiring berjalannya wakti ditakuti akan dijadikan sebagai
alat potensial untuk propaganda politik dan mobilisasi kepentingan-kepentingan
dari para penguasa.
Berbicara
tentang pengaruh kemunculan media baru terhadap perilaku manusia tentunya akan
tidak lengkap jika kita melupakan aspek Komunitas yang terbentuk akibat
munculnya media baru ini. Perkembangan Teknologi Komunikasi terutama internet
memiliki pengaruh besar dalam terbentuknya sebuah komunitas yang kita kenal
sebagai Komunitas Virtual yang pertama kali oleh Rheingold dalam bukunya The
Virtual Community : Homesteading pada Electronic Frontier (2000). Dalam bukunya,
Rheinhold menyebutkan bahwa Komunitas virtual adalah kumpulan atau sekelompok
orang yang muncul berdasarkan adanya kepentingan yang sama oleh berbagai pihak
dan timbulnya interaksi secara berkesinambungan oleh pihak-pihak yang terlibat
dalam komunitas tersebut. Komunitas ini terbentuk bukan lewat dunia nyata
melainkan lewat dunia maya karena interaksi antar anggotanya yang intens di
dunia maya sehingga menjadikan mereka memiliki kesenangan yang sama.
Namun
dengan adanya Komunitas Virtual ini bagaimana eksistensi Komunitas Organik yang
lebih menggambarkan suatu kelompok yang benar-benar nampak dalam kehidupan
nyata ? Kelompok yang dapat dilihat dan dirasakan secara langsung baik oleh
anggotanya maupun orang ini. Kelompok Organik lebih menginginkan sosialisasi
secara langsung / nyata guna menentukan tujuan kelompok dan membahas isu yang beredar.
Namun seperti yang kita sebutkan di awal, apakah dengan kehadiran media baru
ini sebagai pelopor munculnya Komunitas Virtual masyarakat akan tetap
merindukan adanya Komunitas Organik ?
Menurut Van Dijk (1998:45) secara lebih detail terdapat perbedaan
karakteristik antara Komunitas Virtual dan Komunitas Organik, yang mana pada
Chapter ini dijelaskan sebagai berikut :
Komunitas Virtual memiliki karakteristik, yaitu :
a. Orang-orang di komunitas virtual melakukan hampir segala sesuatu
yang orang lakukan dalam kehidupan nyata.
b. Tidak peduli dengan pertimbangan-pertimbangan waktu dan tempat..
c. Parabahasa berkembang dengan baik
d. Pluralistik dan heterogen dalam komposisi.
Sementara itu Komunitas Organik memiliki karakteristik, yaitu :
a. Komunitas organik dapat dicirikan oleh ikatan yang kuat di
antara anggota mereka.
b. Didasarkan pada waktu dan tempat
c. Adanya perkembangan verbal dan nonverbal
d. Merefleksikan keanggotaan yang homogeny.
Maka pada akhirnya pilihan itu akan jatuh kepada masing-masing
individu itu sendiri untuk menentukan.
Referensi :
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New
Media : Social Shaping and Social Consquences of ITC. Sage Publication Ltd
: London. Chapter 2 : “Creating Community with Media : History, Theories and
Scientific Investigations.”
Mutqinul Fahmi / F1C013074
0 Komentar:
Posting Komentar
Budayakanlah membaca dulu sebelum berkomentar dan jika ada hal yang di pertanyakan silahkan anda tanyakan dengan berkomentar