REVIEW BUKU “A FIRST LOOK AT COMMUNICATION THEORY” KARANGAN EM
GRIFFIN
CHAPTER 4 : INTERAKSI SIMBOLIK
Oleh George Herbert Mead
I.
PENGANTAR
George Herbert
Mead adalah seorang filsuf dari Universitas Chicago, Amerika Serikat. Beliau
adalah orang pertama yang memperkenalkan konsep Interaksi Simbolik, dimana pola
pikir, konsep diri, dan komunitas sosial yang kita miliki dibentuk melalui
komunikasi. Interaksi Simbolik masuk dalam tataran Komunikasi Interpesonal. Interaksi
simbolik itu sendiri memiliki makna sebagai sebuah proses berkelanjutan baik
berupa bahasa lisan dan tulisan (verbal) maupun tingkah laku (nonverbal)
sebagai antisipasi dari reaksi yang diberikan oleh orang lain, karena Mead
beranggapan bahwa kegiatan yang paling manusia dan manusiawi adalah orang dapat
terlibat dalam sebuah percakapan dengan orang lain, atau yang biasa kita sebut
Komunikasi dengan orang lain. Kemudian salah seorang murid dari Mead, Herbert
Blumer dari Universitas California-Brekeley menciptakan istilah “Interaksi
Simbolik” yang berhubungan dengan Pesan/Meaning, Bahasa/Language,
Thought/Berpikir. Istilah yang dikemukakan oleh Blumer mengadopsi berbagai
teori yang telah dikemukakan oleh Mead.
II.
TEORI INTERAKSI SIMBOLIK
Berikut ini
paparan mengenai Interaksi Simbolik yang dikemukakan oleh Herbert Blumer yang
telah mengadopsi konsep-konsep dari Mead.
Ø Pesan: Dasar Dari Realitas Sosial (Meaning : The Construction Of
Social Reality)
Toeri
pertama Blumer menyatakan bahwa “individu berperilaku kepada masyarakat atau
objek berdasarkan apa yang mereka pahami secara mendasar mengenai masyarakat atau objek tersebut.” / “human
act toward people or things on the basis of the meaning they assign to those
people or things”. Individu bertindak sesuai dengan apa yang dia maknai
dalam sebuah situasi yang sedang ia hadapi. Dalam kasus ini persepsi atau
anggapan yang kita hasilkan mengenai seseorang , situasi dan objek-lah yang
membentuk pola perilaku kita dalam Realitas Sosial yang terjadi
Ø Bahasa: Sumber Dari Makna/Pesan (Language : The Source Of
Meaning)
Teori
kedua Blumer menyatakan bahwa “makna tumbuh melalui interaksi sosial antara
satu sama lain atau antara individu yang satu dengan individu yang lain” / “meaning
arises out of the social interaction that people have with each other”.
Pada
point ini Bahasa memiliki peran yang sangat besar dalam memaknai berbagai hal
seperti orang, benda maupun situasi. Bahasa merupakan sumber dari makna yang
disampaikan oleh seseorang terhadap sesuatu hal yang terjadi atau yang ada
dihadapannya, walau Bahasa tidak sepenuhnya dapat memaknai realitas yang sebenarnya
namun setidaknya bahasa dapat menjadi wakil dari realitas itu sendiri.
Ø Berpikir: Proses Pengambilan Peran Orang Lain. (Thought : The
Process Of Taking The Role Of Other)
Teori
ketiga Blummer menyatakan bahwa “interpretasi individu mengenai simbol dibentuk
oleh pemikirannya sendiri” / “individual’s interpretation of symbols is
modified by his or her own thought processes”
Blumer
dalam teorinya yang ketiga menggambarkan manusia sebagai individu yang memiliki
kapasitas untuk “mengambil peran dari orang lain” yang berarti proses dimana
kita secara sadar menilai diri sendiri melalui pandangan orang lain. Kita
menciptakan sebuah standar yang harus dicapai oleh diri kita sendiri yaitu kesuksesan,
kebahagiaan, dll. Dan dalam tahap tertentu kita berusaha membayangkan apa yang
orang lain pikirkan jika melihat diri kita, sukseskah kita dimata mereka? Bahagiakah kita?
normalkah? dsb.. Proses tersebut ikut membentuk konsep mengenai diri individu .
Ø The Self: Bayangan Di Cermin (The-Self : Reflection In A Looking
Glass)
Kembali
kepada konsep Mead, dimenyatakan bahwa “kita melukis potret diri kita dengan
sapuan kuas yang datang dari mengambil peran orang lain, membayangkan bagaimana
kita melihat orang lain” / “we paint our self-portrait with brush strokes
that come from taking the role of the other-imagining how we look to another
person.”
Dalam
pernyataan di atas tegaskan bahwa konsep diri tidak semata-mata ada begitu saja
atau bawaan lahir melainkan sebuah konsep yang dihasilkan oleh masyarakat
sosial sebagai hasil dari interaksinya terhadap lingkungan.
Ø Komunitas: Mensosialisasikan Efek Dari Harapan Orang Lain (Community:
The Socializing Effect of Others Expectations)
Dalam
kehidupan kita sehari-hari, kita tidak hanya terhubung dengan keluarga kita
sendiri atau orang-orang dekat kita saja. Namun, kehidupan kita mencakup dunia
yang lebih luas seperti dunia akademik, professional, dll, dimana kita diharuskan
untuk bisa berinteraksi dengan semua orang yang ada.
Semua
hal tersebut merupakan Generalized Other. Generalized Other sendiri memiliki
pengertian sebagai “pandangan kedua yang mempengaruhi bagaimana kita melihat
diri sendiri”. Generalized other dapat berupa sekelompok aturan, peran-peran
sosial, perilaku yang “ditekankan” oleh kelompok masyarakat, serta komunitas
sosial dimana kita berada.
Naming/Penamaan.
Stick and stones can break bones, but names can actually hurt me” merupakan
pepatah yang tepat menggambarkan efek dari penamaan itu sendiri .memberikan penamaan
seperti “betty la fea/ betty jelek,
nancy bodoh, dll merupakan salah satu hal yang dapat berpengaruh besar terhadap
konsep diri.
Self-fulfilling
prophecy adalah ekspektasi/ harapan, serta penilaian orang lain terhadap diri
kita yang berusaha kitawujudkan dalam perilaku/tindakan.seperti seorang anak
yang diberikan semangat oleh para gurunya bahwa ia memiliki kemampuan untuk
memenangkan olimpiade, anak tersebut pasti akan merasakan tekanan lebih pada
dirinya untuk menang dan belajar keras.
Manipulasi
Simbol. Makna sebuah symbol juga dapat
dibentuk melalui proses manipulasi, dimana makna sebuah symbol tidak lagi
berdasarkan makna dasar yang dimiliki symbol tersebut, melainkan apa yang dapat
diwakili oleh symbol tersebut. sebagai contoh adalah bagaimana symbol “tikus”
digabarkan sebagai sebuah gerakan sederhana di amreika untuk menggambrakan
aktifitas pembangunan rumah/”sarang” untuk para masyarakat miskin didaerah
tersebut.
III.
CRITICISM/CATATAN KRITIS
Apa yang telah dikemukakan oleh Mead mengenai konsep Interaksi
Simbolik memang merupakan sumbangsih yang sangat besar bagi perkembangan dunia
Komunikasi. Namun dalam paparan mengenai Interaksi Simbolik tersebut Mead
melupakan satu hal yang sangat penting yang nyata keberadaanya dalam realitas
sosial, yaitu keterbatasan individu dalam menerima simbol dengan baik karena
kecacatan pada organ tubuh atau genetik, seperti kebutaan, tuna rungu, bisu
dsb. Dalam berbagai point yang telah disampaikan di atas, ada satu point yang
sangat terpengaruhi apabila kecacatan itu dialami seseorang yaitu pada Bahasa:
Sumber Dari Makna/Pesan (Language : The Source Of Meaning). Seseorang
dengan keterbatasan dalam berbicara akan sangat sulit dalam memaknai hal lewat
bahasa, namun hal ini terlewat oleh Mead dan Blumer.
IV.
PENERAPAN
Menurut pemahaman saya, teori ketiga yang dikemukakan Blumer yaitu
Berpikir: Proses Pengambilan Peran Orang Lain. (Thought : The Process Of
Taking The Role Of Other), adalah salah satu point yang sangat penting dan
sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila kita secara
sadar menilai standar diri sendiri melalui pandangan orang lain maka kita juga
akan dapat mencapai sebuah kesuksesan dan kebahagian di realitas sosial.
V.
CONTOH KASUS
Konsep The Self: Bayangan Di Cermin (The-Self : Reflection In A
Looking Glass) menjelaskan bahwa konsep diri itu bukan bawaan lahir atau
tidak datang begitu saja melainkan hasil interaksi sosial dengan masyarakat.
Contoh kasus nyata dalam kehidupan, apabila seorang anak yang
dibesarkan secara positif oleh orang tuanya, selalu beri kata-kata positif
bahwa dia disayangi, dicintai, dll akan tumbuh menjadi individu positif yang
memiliki konsep diri yang baik pula.
0 Komentar:
Posting Komentar
Budayakanlah membaca dulu sebelum berkomentar dan jika ada hal yang di pertanyakan silahkan anda tanyakan dengan berkomentar